Dalam dekade terakhir ini perubahan sistem pendidikan sangat diperlukan untuk merespon tuntutan perkembangan dunia global, hal tersebut tentunya menjadi tantangan utama bagi Institut Agama Islam Almuslim Aceh sebagai perguruan tinggi yang sedang berkembang di Indonesia.
Tantangan tersebut antara lain seputar adanya relevansi kontribusi praktis lembaga ini dengan luar kampus (masyarakat) yaitu: (a) Sistem pendidikan belum dapat memecahkan problem empiris output pendidikan yang sampai saat ini belum sepenuhnya membentuk karakter mahasiswa.atau intelektual muda; (b) Proses pendidikan masih pada proses transfer of knowledge secara teoritis sehingga belum terbangun motifasi dan ketrampilan sebagai modal di masyarakat yaitu ketrampilan manajemen dan kewirausahaan; (c) Minimnya kualitas dosen untuk melakukan riset; (d) Belum adanya kesesuaian antara perguruan tinggi dengan masyarakat.
Kendala lain yang dihadapai adalah begaimana membangun kemampuan untuk bersaing agar dapat mengejar ketertinggalan dengan berbagai perguruan tinggi lainnya di Indonesia terutama dengan perguruan tinggi yang yang telah lebih maju.
Untuk melaksanakan tugas besar ini tentunya diperlukan sebuah keinginan serta etos kerja yang tinggi yang akan menjadi kunci sukses dan memberi peluang menuju suatu perubahan masa depan yang pada akhirnya akan mengalir dengan deras sehingga akan mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya.
Untuk melakukan reformasi, tentunya dibutuhkan program kerja yang didasari pada visi dan misi yang jelas dan tetarah yang akan dicapai oleh Institut Agama Islam Almuslim Aceh. Visi dan misi tersebut tentunya tidak bisa lepas dari Rencana Strategis (Renstra) Institut Agama Islam Almuslim Aceh.
Untuk melaksanakan program kerja tersebut, ada enam pilar utama yang akan dilaksanakan pada periode 2022-2026 sebagi berikut: (1) evaluasi kelembagaan dalam menciptakan efesiensi dan efektifitas; (2) penataan suasana dan prilaku kerja; (3) penataan administrasi dan keuangan yang sesuai dengan good governance; (4) peningkatan mutu akademik dan kemahasiswaan; (5) meningkatkan kemampuan kampus, dan (6) membangun pencitraan publik dan pelayanan prima.
Selain keenam pilar utama tersebut di atas, hal yang tak kalah pentingnya adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik yang berkaitan dengan tenaga pengajar, staf administrasi dan mahasiswa serta kemampuan membaca dunia nyata dengan upaya mengaitkan antara sistem pendidikan yang ada di Institut Agama Islam Almuslim Aceh dengan masyarakat luar kampus.
Karena itu, peran kampus Institut Agama Islam Almuslim Aceh tidak hanya utuk menciptakan pemimpin masa depan dengan kualitas iptek, namun perlu juga menciptakan knowledge based economy sehingga institut ini memiliki ikatan emosional dengan kelompok-kelompok sosial masyarakat seperti dunia usaha, pemerintah dan seluruh stakeholders guna menciptakan perubahan yang nyata bagi masyarakat berbasis peace education.
Dr. Nazaruddin, MA