PAYA LIPAH – Sejarah telah mencatat, tiga puluh enam tahun lalu di Kecamatan Peusangan Kabupaten Aceh Utara (Kabupaten Bireuen saat ini, -red) telah berdiri sebuah sekolah agama yang masyhur namanya.
Di bawah naungan Yayasan Almuslim berhasil mendirikan sebuah sekolah tinggi dengan nama Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Almuslim pada tahun 1985 dengan jurusan satu-satunya pada waktu itu Pendidikan Agama Islam (PAI).
Kehadiran STIT Almuslim pada waktu itu memilik visi ”Mewujudkan sarjana muslim yang terampil dan profesional, beriman, bertaqwa dan bermoral yang bersumber dari ajaran Islam dan falsafah Pancasila serta mampu berkompetisi secara lokal, nasional.
Dari visi ini STIT Almuslim terus berkembang hingga pada tahun 2010 silam berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim Bireuen.
Perubahan nama STIT ke STAI ini sendiri tercatat pada tanggal 6 Oktober 2010, berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia Nomor Dj.I/675/2010, Tanggal 06 Oktober 2010, tentang persetujuan alih status Sekolah Tinggi Agama Islam Almuslim.
Perubahan dari status tersebut juga menjadi tonggak baru pendidikan bagi masyarakat Peusangan pada khususnya dan Aceh pada umumnya. Penambahan program studi (prodi) pun bertambah, setelah sebelumnya PAI, lalu bertambah Hukum Keluarga Islam (HKI) dan Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Tidak berselang lama, estafet STAI Almuslim juga menunjukkan kemajuan yang berarti.
Empat tahun perjalanan STAI Almuslim Bireuen, akhirnya secara resmi pada tahun 2014, statusnya perguruan tinggi swasta (PTS) ini secara cepat naik kembali menjadi Institut Agama Islam (IAI) Almuslim Aceh disertai dengan penambahan beberapa prodi lainnya seperti Pendidikan Bahasa Arab, Perbankan Syariah, dan Ekonomi Syariah yang pada waktu itu langsung dikomandoi oleh Rektor perdana, Dr Saifullah, MPd (Rektor IAI Almuslim Aceh periode 2014-2018 dan juga periode 2018-2022).
Pertahankan Akreditasi B dari BAN-PT
Prestasi kampus yang beralamat di Jalan Medan-Banda Aceh, Paya Lipah ini pun naik secara drastis, diantanya pada waktu itu satu-satunya PTS yang berstatus terakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan predikat B (Baik Sekali) di Aceh hingga tahun 2022 masih mempertahankan akreditasi tersebut yang juga baru-baru ini telah dikeluarkan kembali oleh BAN-PT pada September 2022 lalu lewat Surat Keputusan Direktur Dewan Eksekutif BAN-PT No. 139/SK/BAN-PT/Ak-PPJ/PT/IV/2022.
Kemampuan PTS yang berjulukan “Kampus Perubahan” ini terus bergeliat di Aceh, sejumlah prestasi dan kerja sama juga terus dibangun dengan sejumlah elemen dan stakeholder baik yang ada di tingkat nasional hingga ke luar negeri seperti Malaysia dan Thailand, Riyadh Arab Saudi, Tunisia seta beberapa negara lainnya khususnya dalam peningkata tridharma perguruan tinggi.
Dengan jumlah mahasiswa yang saat ini mencapai seribuan orang, IAI Almuslim Aceh memiliki dua fakultas, yakni Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam dengan tiga prodi (HKI, PS, ES) serta Fakultas Tarbiyah dengan tiga prodi (PAI, MPI, PBA) telah menjadikan IAI Almuslim Aceh mendapatkan nama di nasional.
Hal ini terlihat dari adanya dukungan dari sejumlah lembaga yang memberikan kepercayaan kepada Kampus Paya Lipah untuk diajak dalam pelbagai kerjasama seperti pengelolaan Pojok Bursa Efek yang berada di bawah Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Muamalat Institut, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Sumatera Utara dan masih banyak lainnya.
Peralihan Tongkat Estafet Kepemimpinan
IAI Almuslim Aceh yang berada di bawah Koordinator Perguruan Tinggi Islam Swasta (Kopertais) Wilayah V Aceh ini secara langsung juga tunduk pada Kementerian Agama RI pada tahun 2022, estafet kepemimpinan pun berganti setelah dua periode sebelumnya dipegang oleh Dr Saifullah, MPd dan tepat pada Selasa, 17 Oktober 2022 resmi digantikan oleh Rektor IAI Almuslim Aceh yang baru yaitu Dr Nazaruddin Abdullah, MA.
Pergantian pimpinan ini menjadi hal lazim pada lingkungan akademik. Roda dan kemajuan Kampus Paya Lipah pun telah berganti, tentunya harapan dan dedikasi dari kepemimpinan Rektor baru kelahiran Bugak Krueng Mate tersebut sangat dinantikan oleh masyarakat Peusangan dan Aceh pada umumnya.
“Semangat “Peace Islamic Studies” menjadi visi besar yang akan kami kembangkan bagi kampus kebanggaan ini. Terlebih lagi tahun ini IAI Almuslim Aceh siap membuka prodi baru untuk tingkat pascasarjana atau strata dua, yakni prodi HKI dan PAI,” sebutnya.
Nazaruddin juga menambahkan, untuk menjalankan lembaga pendidikan ini mengharapkan kerja sama dari semua kalangan baik internal dan eksternal.
“Tentunya kontribusi dan kerjasama banyak pihak sangat kami harapkan agar menjadi masukan besar bagi kami untuk tumbuh menjadi kampus yang bisa melahirkan generasi masa depan yang lebih baik dan tentunya dengan disiplin ilmu serta akhlakul karimah yang baik,” tuturnya.